Selasa, 22 September 2015

REFLEKSI KULIAH FILSAFAT PERTEMUAN 2

Standard
             Selasa, 15 September 2015 pada pukul 11.10 s.d. 12.50, Saya kembali mengikuti perkuliahan filsafat ilmu di ruang 305 B yang diampu Prof.Dr.Marsigit,M.A. Kali ini Beliau menjelaskan mengenai objek filsafat.  Objek filsafat terbagi menjadi dua yaitu yang ada dan yang mungkin ada. Beliau menanyakan kepada kita apa maksud dari yang mungkin ada. Beberapa mahasiswa menjawab maksudnya adalah yang belum terjadi dan belum pasti. Beliau menegaskan bahwa apa yang sudah disebutkan adalah beberapa dari satu milyar lebih dari sifat-sifat yang ada dari yang mungkin ada. Dan jika dipangkatkan lagi dengan satu milyar pun belum cukup untuk menjelaskan semuanya.

            Definisi ada dan mungkin ada sendiri sangat bergantung bagi siapa hal itu diperuntukkan.
1.  Ada bagi saya belum tentu ada bagi dirimu.
2.  Ada ada bagi dirimu belum tentu ada bagi saya.
3.  Ada ku bisa jadi mungkin ada bagimu.
4.  Ada mu bisa jadi mungkin ada bagiku.
Bisa juga,
5. Ada untukku ada juga untuk dirimu, contoh mata mata kuliah filsafat ada untuk kita para mahasiswa dan ada juga bagi Bapak Marsigit.
Contoh lainnya ialah tanggal lahir cucu Bapak Marsigit, itu merupakan “HAL” yang ADA bagi beliau namun tidak ADA bagi kami. Namun ketika Beliau memberitahu kami tanggal lahir cucunya, “HAL” tersebut menjadi ada bagi kami.

           Manusia memang dilahirkan untuk tidak mengetahui semuanya, sebab dari ketidaktahuan itu lah tercipta kehidupan. Apabila manusia diberi anugrah mengetahui segalanya, maka manusia itu tidak akan bisa hidup.
BAYANGKAN jika manusia mengetahui kapan mereka akan menangis , apa yang akan membuat mereka menangis, kapan mereka mendapatkan kebahagiaan, apa yang akan membuat mereka bahagia. Apa hal itu akan menjadi “kesedihan” bagi mereka? apa hal tersebut masih bisa disebut “kebahagiaan” untuk mereka? Apa ini masih bisa disebut dengan “kehidupan”?

           Keterbatasan manusia dalam segala hal juga termasuk sebuah anugrah Tuhan untuk menikmati kehidupan. BAYANGKAN jika manusia bisa MENDENGAR semua frekuensi suara, manusia akan terganggu dengan berbagai bunyi yang seharusnya tidak mereka dengar, contoh frekuensi antenna semut, gelombang radio, gelombang jaringan telekomunikasi, dll. Apa bisa manusia menikmati kehidupannya? Apa itu masih bisa disebut dengan “hidup”?
Jadi untuk hidup dan menikmati kehidupannya, Manusia dianugrahi oleh TUHAN karunia KETIDAKTAHUAN dan KETERBATASAN. Manusia memang tidak sempurna dan tidak akan pernah menjadi sempurna, manusia hanya bisa berusaha untuk mencapai sempurna. Sebab pada dasarnya KESEMPURNAAN itu adalah milik Tuhan Yang Maha Esa.

          Beliau menjelaskan prinsip berpikir di dunia ada dua macam menurut “Immanuel Kant” yaitu:
  1. Prinsip Kontradiksi yaitu predikat tidak akan pernah sama dengan subjeknya, sebagai contoh rambut hitam, sampai kapanpun hitam itu tidak akan sama dengan hitam. sebab hitam adalah predikatnya dan rambut adalah subjeknya. Karena kodratnya itulah manusia bisa hidup. Jika rambut adalah wadah, dan hitam adalah isi maka sebenar-benar hidup adalah interaksi antara wadah dan isi secara filsafat. Dan manusia tidak pernah bisa menyamai dengan namanya, Hanya Tuhan yang sama dengan namanya. 
  2. Hukum identitas. Apakah A=A ? Dalam matematika jawabannya adalah YA tetapi dalam filsafat jawabannya berbeda. Menurut filsafat terdapat 2 A, A yang pertama yang duluan di ucapkan sedangkan A kedua yang diucapkan belakangan. Jadi A ≠ A karena berbeda ruang dan waktunya, sebab filsafat perduli akan ruang dan waktu.
        Matematika di dalam filsafat hanya ada 2 yaitu aritmatika dan geometri. Aritmatika adalah waktu dan geometri adalah ruang. Sedangkan yang lainnya  adalah gabungan atau kombinasinya saja. Matematika yang turun ke bumi menjadi program komputer.
Hal ini mengingatkan saya ketika mempelajari makul pemrograman dulu ketika kuliah S1. Saya memakai program pascal. Terdapat banyak penggunaan rumus dan coding disana. Salah satunya ketika memakai program perulangan (Repeat..until…) A = A + 1, dimana program akan diulang terus sampai syarat until terpenuhi. Ini menunjukkan A diruas sebelah kiri berbeda dengan A diruas sebelah kanan, yang berarti dalam filsafat berbeda ruang dan waktunya. 

Sekian Refleksi saya, apabila ada  kekurangan mohon kritik dan sarannya dikolom komentar.
Terima kasih

1 komentar: