Sabtu, 12 September 2015

REFLEKSI KULIAH FILSAFAT PERTEMUAN 1

Standard
            Selasa tanggal 8 September 2015, di ruang 305b saya mengikuti mata kuliah Filsafat Moral yang diampu oleh Bapak Prof. Dr. Marsigit, M.A. Beliau dosen yang inspiratif menurut saya. Dari awal ketika beliau mau masuk kelas, beliau melakukan sesuatu hal yang unik, yaitu berdiri didepan pintu, bertanya-tanya dan menyapa kita semua. Semua itu ternyata ada filosofinya, beliau menjelaskan mengapa anak kecil tidak boleh berdiri didepan pintu(sesuai kata pepatah) dan mengapa kalau orangtua boleh. FIlosofinya anak kecil tidak boleh main depan pintu karena hanya menghalangi orang lain yang mau lewat, sedangkan orang boleh karena bisa jadi orangtua mau memperbaiki pintu, memasang kusen, dll. Dengan kata lain orang tua lebih banyak ilmu dan pengalamannya dibanding anak kecil.
              Beliau juga bercerita tentang dirinya dan motto hidupnya, yakni hidup adalah berjuang. Berjuang disini baik di dalam bidang social, kesehatan, ekonomi, dsb. Beliau juga menceritakan bahwa dirinya sangat bersyukur atas segala karunia Tuhan. Dikaruniai dengan anak-anak yang telah sukses, hidup harmonis dengan istri dan Ibu beliau dalam satu atap merupakan suatu nikmat tersendiri bagi beliau.
              Beliau menjelaskan, Filsafat adalah ilmu tentang pola pikir, sumber-sumber yang dipikir apa saja dan pembenarannya, bagaimana logikanya, apa saja cakupannya, bagaimana tatacara, etik dan estetikanya, menurut siapa, kapan, dan dimana. Filsafat juga terdiri dari 3 bagian yakni ontologi (hakekat), epistomologi(metodologi), dan estetika(kepantasan,benar/salah,baik/buruk). Belajar filsafat sebenarnya lebih belajar mengenai epistomologi , tetapi bagaimanapun ke 3 satuan itu tidak bisa dipisah-pisahkan,mempelajari satu berarti mempelajari semuanya.
              Belajar filsafat sangatlah luas karena laboratoriumnya adalah alam semesta, oleh karena itu kita harus mengokohkan dan menegakkan kembali pagar spiritual kita, sebab jika kita mulai mencari tentang Tuhan dan keberadaannya, kita tidak akan pernah menemukannya. Semua tentang Tuhan cukup kita percayai dan yakinkan didalam hati.
              Filsafat bukanlah suatu hal yang pasti, bukan seperti matematika yang mempunyai 1 jawaban pasti. Ilmu matematika memproses bagaimana hal yang berantakan dan jelas menjadi sesuatu yang rigid dan jelas. Beda dengan ilmu filsafat yang mana merubah sesuatu yang sudah jelas menjadi hal yang abstrak dan tidak jelas. Maka dari itu dibutuhkan ketekunan dalam mempelajari ilmu filsafat.
              Diakhir perkuliahan beliau memberikan kontak dirinya dan alamat blognya yaitu powermathematics.blogspot.com. Beliau mengatakan didalam blognya banyak materi yang bagus untuk kami baca. Sekian refleksi dari saya, Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar